Bila komputer yang saling berhubungan berada dalam satu lokasi yang
sama maka disebut Local Area Network (LAN). Namun jika banyak terdapat
LAN yang terpisah dibeberapa tempat yang secara geografis cukup jauh
dan saling berhubungan disebut juga jaringan namun cakupannya lebih
luas, atau disebut dengan Wide Area Network (WAN). Local Area Network
(LAN) adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam
satu areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu
kantor atau gedung. Sebuah LAN, adalah jaringan yang dibatasi oleh area
yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti
sebuah perkantoran di sebuah gedung, atau sebuah sekolah, dan biasanya
tidak jauh dari sekitar 1 km persegi.oke kita langsung aja yah..
PEMASANGAN LAN,WAN,MAN,WLAN
Instalasi Jaringan Lan
LAN
(Local Area Network) merupakan jernis jaringan yang menghubungkan dua
atau lebih workstation dalam satu jaringan local yang tidak terlalu
luas, misalkan dalam satu ruang atau satu gedung. Secara garis besar
terdapat dua tipe jaringan LAN, yaitu :
1. Peer to Peer
2. Client-Server
Jaringan
peer-to-peer merupakan jenis jaringan yang menghubungkan beberapa
workstation dimana setiap workstation mempunyai kedudukan yang sama.
dalam artian masing2 WS berbagi sumberdaya. Sedangkan, jaringan
Client-Server, dapat dilihat dari namax, dimana terdapat WS yang
berfungsi sebagai server yang menyediakan sumber daya yang diberikan
kepada tiap2 client.
1. Instalasi jaringan LAN
beberapa hal yang diperlukan dalam instalasi ini seperti:
Kabel UTP
konektor RJ-45
Tang Crimping
Lan Tester (optional)
LAN Card (NIC) buat mainboard yang offboard (perangkat network dan grapich belum disertakan/eksternal)
setelah yang dibutuhkan sdah siap, maka kita dpat memulai membangun jaringan yang kita butuhkan.
perlu diperhatikan juga bahwa tiap jenis jaringan akan menggunakan tipe kabel yang berbeda.
[+] jaringan peer-to-peer menggunakan kabel tipe Crossover
[+] jaringan client-server menggunakan kabel tipe Straight
langsung saja kita memulai membuat kabel jaringan yang pertama yaitu jaringan peer-to-peer
pada jaringan ini kita menggunakan kabel tipe Crossover. berikut merupakan susunan warna kabel pada tipe Crossover.
konektor 1#
PH - H - PO - B - PB - O - PC – C
konektor 2#
PO - O - PH - B - PB - H - PC – C
seadangkan untuk jaringan yang
kedua yaitu jaringan Client-Srver kita menggunakan kabel Straight, yang
dimana susunan warna kabelx sprti brikut:
konektor 1# dan 2# susunanx sama
PO - O - PH - B - PB - H - PC – C
ket:
H > hijau
B > biru
O > orange
C > coklat
P > putih
setelah kita selesai menyusun
warna kabel sesuai yang kita butuhkan, kita lanjutkan dengan
menghubungkanx dengan konekstor RJ-45. ratakan ujung2 kedelapan kabel
yang akan kta masukkan kedalam konektor.
yang perlu diperhatikan saat
memasukkan kabel2 kedalam konekstor yaitu posisi konektor menghadap
keatas ato kebawah, jangan sampai terbalik posisix pada konektor ujung
yang satu dan pada ujung lainnya.
setelah itu kunci konektor dan kabel dengan menggunakan tang crimping. jika perlu anda bisa
mengetes kabel anda dengan LAN Tester. Pastikan setiap lampu yang hidup pada LAN tester sama.
tahap instalasi sudah selesai. sekarang kita lanjutkan pada tahap selanjutnya.
2. Konfigurasi jaringan LAN
saya akan coba memberikan langkah2 yang lebih singkat dalam melakukan konfigurasi jaringan ini.
bebrapa hal yang perlu diprhatikan juga agar nantinya tidak terjadi conflict dalam network yang kita buat yaitu:
a. Komputer Name dan Workgroup
b. IP Address
a.) untuk mengatur nama dan workgorup, kita dapat melakukanx dengan langkah sperti brikut:
klik kanan My Komputer pilih Properties. masuk pada tabulasi Komputer name.
klik tombol Change. masukkan nama komputer dan workgroup lalu tekan OK.
b.) untuk mengatur IP address kita dapat melakukanx dengan langkah sperti brikut:
klik Start > Control Panel > Netwotk and Internet Connection > Network Connection.
pilih NIC yang sedang aktif. klik kanan dan pilih Properties.
pada tabulasi General dalam
kotak Connection pilih Internet Connection (TCP/IP) lalu klik properties
(bisa juga dengan double klik).
pilih Use the Following IP Address.
Isikan dengan alamat yang akan digunakan, misalkan :
IP Address : 192.168.1.10
Subnet mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.1.1 (IP media yang kita gunakan sebagai gateway mislx modem ADSL)
untuk DNS biarkan saja kosong.
klik OK.
Instalasi Jaringan WAN
Peralatan
1. Kompas dan peta topografi
2. Penggaris dan busur derajat
3. Pensil, penghapus, alat tulis
4. GPS, altimeter, klinometer
5. Kaca pantul dan teropong
6. Radio komunikasi (HT)
7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter
8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel
9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley
10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell
11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45
12.
Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet,
firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD +
utilitynya)
Survey Lokasi
1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta
2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path
3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antenna
4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi
5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi
6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat
Pemasangan Konektor
1.
Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel
minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m
2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel
3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian
4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short
5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser
6.
Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran
dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor
7.
Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan
sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa
saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)
8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air
9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali
10.
Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga
sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan
crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti
isolator karet
Pembuatan POE
1.
Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke
perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat
mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor
2.
POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk
injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power,
digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena
kabel loss
3. Perhatikan bahwa
permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara
mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya
kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau
isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short
4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter
Instalasi Antena
1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat
2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail
3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada
4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta
5.
Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi
beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan
antenna
6. Perhatikan dalam
memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial
menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan
bebas jatuh ke bawah
Instalasi Perangkat Radio
1.
Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa
konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna
2.
Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada
di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K
melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini
dari Device Manager
3. Instalasi
pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS
lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound
card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan
4.
Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit
tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan
prosedur selanjutnya
5. Apabila
terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi
efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan
sedikit masalah
6. Pada instalasi
perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet
dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility
7.
Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI
Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing
dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik
dan stabil
8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna
Pengujian Noise
1.
Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan
dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting
default
2. Tanpa antena
perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain
disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau
bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP
dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun,
pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting
tersebut
3. Perhatikan berapa
tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio
(biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya –
100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi,
tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise
4.
Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 %
good, 60 % - 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima
adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah
poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal
strenght harus mencapai 80 %
5.
Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa
dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 %
(dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1
% - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client
harus seimbang
6. Perhitungan
yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS
kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang
untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan
7.
Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di
atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat
lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3
titik (repeater) dll.
Perakitan Antena
1.
Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit
karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch
panel, panel sector maupun omni directional
2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan
3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflector
4.
Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus,
maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus
reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan
berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antenna
5.
Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa
merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain
yang diperlukan
Pointing Antena
1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal
2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)
3.
Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center
beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½
spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan),
misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka,
maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6
derajat
4. Beri tanda pada setiap
perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan
dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang
harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas
5.
Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki
utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb
(kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing
gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis
seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider
6.
Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan
klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan
perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta
topografi
7. Ketika arah dan
elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan
dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke
vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi,
syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic)
dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan
polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)
Pengujian Koneksi Radio
1.
Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada
saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat
radio
2. Sesuaikan channel dan
nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga
enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP
harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut
3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang
4.
Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai
bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP
Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility
berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam
tabel routing
5. Tabel routing
didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk
Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada
device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address
yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada
perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali
radio
6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER
7.
Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah
diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan
koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat
(idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average
troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum
troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP
connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps
8.
Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP
connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server
terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection,
maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent),
asumsinya 5 x 120 = 600
9. Atau
dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12
concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total
troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka
stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum
10.
Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan
apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap
wajar
Oke teman sekian dulu di lanjut nanti..
0 comments:
Post a Comment